Jumat, 12 November 2010

Beku #6

Tuhan..
terima kasih atas semua yang telah kau kirimkan dalam hidup ini
dari hal yang tak pernah asama sekali aku inginkan begitu juga sebaliknya
semua adalah tapak hidup yang harus aku lewati
aku tak pernah menyesali hidup ini
tak pernah mengumpat tentang nafas yang kau berikan padaku hingga detik ini
aku juga tak ingin udara yang mengalir pada 2lubang hidungku berhenti segera
karena aku masih pinya cita dan cinta
cita pada cinta
dan juga cinta pada cita
pahit manis hidup adalah bumbu yang mebuat hudup menjadi lezat
bukan kah begitu Pemilik Jiwa?
aku nikmati tiap gerak senggamanya nyawa dan raga
walaupun kadang aku harus meneteskan darah untuk menikmatinya
bukankah ini hidup wahai Pencipta Tawa?
kau tumbuhkan bunga didunia kecilku
dengan semua pesona
dengan semua wanginya
dan juga dengan semua durinya
oya Pemberi Cinta
aku jadi teringat tentang duri
apakah salah ketika aku masih memilih bunga berduri?
apakah aku salah ketika mencitai mawar putih itu?
karena hari ini aku telah tertusuk durinya
karena hari ini darah segar kembali menetes
apakah akuharus memilih tunjung?
karena ia tak akan menyakitiku walaupun aku harus berenang tuk petikya
nikmati indahnya
bersama dengan angsa putih
haaaah
tapi sudahlah aku tetap pilih mawar ini
walaupun..
walaupun
walaupun
(maaf Penguasa Rahasia aku harus berbisik)
kali ini aku harus lebih bisa hidup
walaupun aku terlalu sulit temukan diriku yang dulu
karena waktu telah menyanderanya dientah berantah
dan kini aku berjalan dengan apa adanya
tanpa yang akuinginkan
tanpa bagian yang telah tercecer
walau jauh dari lubuk hati aku inginkan aku yang hilang
aku merindukannya
karena ia menanyaknnya


La rose blanche est maintenant me poignarder à nouveau mais je l'aime

Rabu, 03 November 2010

beku #5

hari ini aku kembali lagi belajar tentang sinkronisasi otak dan hati, dan ternyata itu jauh lebih sulit dari yang selam ini ditulis dengan tinta diatas kertas-kertas berjilid. aku belajar sebuah hal yan tak pernah ditulis dengan tinta berwujud apapun diatas tanah bulat ini. egoisme yang selalu akrab dengan rasa membuat aku semakin limbung dengan kenyataan ini seolah hampir berkata "Tuhan aku menyerah.", namun gengsiku lebih besar dari hasrat untuk berkata-kata. aku semakin jatuh dkedalam teori stabilisasi reaksi kimia yang aku tulis diatas daging dalam dadaku yang berwarna merah itu. aku hampir menyerah. namun jangan panggil aku burhan jika kata itu ada dalam dunianya.

terima kasih Tuhan atas semua, semua yang baik dan buruk dalam hidup karena hanya ini yang bisa terucap dalm diamku.

Selasa, 02 November 2010

beku #4

bukankah kita diciptakan dengan masing-masing nyawa?
bukankah kita ditiupkan dengan masing-masing jiwanya?
bukankah kita dilahirkan dengan bentuk masing-masing raga kta?
bukankah kita diciptakan dengan kemampuan kita masing-masing?
bukankah.....stop!!!
jangan lagi tanyakan tentang semua itu!
tapi coba pikirkan kenapa!
renungkan!
dan jawab dalam hati!
tapi masalahnya apakah masih ada hati didalam dadamu?
ataukah hanya diisi dengan seonggok daging berwarna makna?
coba lagi urai dengan logika paling cerdasmu!
otakmu gunakanlah!
ataukah kepalamu hanya berisi setumpuk lemak putih berukir?
tanpa guna dan fungsi?
lalu sebenarnya harus kepada siapa lagi aku berkata?
ketika badan-badan yang ditopang dua kaki telah seperti itu...
anjing..
kemabli lagi aku katakan kepadanya saja
semoga dia masih mengerti walaupun berkaki empat..

bawakan aku mawar itu agar aku semakin mengerti akan perihnya darah menetes dan wanginya surgawi...

Senin, 01 November 2010

Beku #3

hari ini aku mempertanyakan sebenarnya esensi dari sekumpulan huruf C-I-N-T-A
sebenarnya untuk apa dan siapa dia terangkai dan tercipta?
banyak orang mengatakan bahwa itu untuk mendamaikan dunia....
untuk meningkatkan kualitas manusia.....
membuat manusia merasa ada dan berharga...
mewujudkan sebuah kasih disekitar...
tapi kenapa egoisme dan rasa posesif selalu ada disekitar kata itu?
mengekang untuk berekspresi?
mengekang manusia untuk bergerak
memusnahkan imajinasi dalam otak
apa karena nafsu terlalu liar mengitari kata itu seolah menjadi sebuah affix ato suffix dalam kata itu.
bukan lagi menjadi bulan bagi bumi
aku menjadi semakin muak dengan semua ini
aku memilih kata sayang..
tanpa nafsu..
tanpa ego...
tanpa rasa posesif berlebih
karena aku bisa liar menyayangi siapapun yang pantas aku sayangi
dan salah satunya adalah dirimu
yang tak pernah meminta rasa cintaku maupun ragamu untukmu seorang
karena kau tahu bahwa sebenarnya aku adalah untukmu
kau terima aku bersama bau busukku
dan aku kau selalu anggap aku adalah seorang pangeran walaupun kau tahu aku adalah deretan terdepan manusia terbuang
kali ini harus aku akui bahwa aku sayang kamu walaupun mulut ini terkunci rapat untuk kata itu padamu
padamu
padamu
dan padamu


aku terima mawar bersama durinya seperti halnya aku terima wanginya