Janganlah kau menatap aku
Karena aku takut kau akan menjauh
Janganlah pula kau coba menilai aku
Karena dengan metode apapun aku terlalu susah dipahami
Namun cobalah sentuh aku
Karena aku bukanlah sawan
Yang karena aku kau harus berkutat dengan bunga – bungaan
Wahai Tuan Bersurban disana
Cobalah kita untuk saling berkenal
Agar kau mengerti
Mengerti satu per satu sisi yang hitam bagimu
Yang abu abu
begitu juga putih bagimu
Wahai Tuan Bersurban disana
Mungkin hanyalah impi bagiku
Berdua duduk bak kawan lama
Bercerita panjang tentang kota-kota yang baru saja terlewati
Atau berbagi tawa tanpa kuminta
Karena bagimu aku tak lebih dari gundik
Menggoda...
Merayu...
Memancing...
Dan bebas suka ria untuk dijamah
Karena kau belum mengenalku
Wahai Tuan Bersurban disana
Aku juga sepertimu
Hanya saja kau tak paham tentang aku
Bahkan sejengkal atas kuning langsatku
Pahami tiap gerak lekuk tanganmu diatas diriku
Bukan diatas kulitku
Agar sedikit kau paham tentang aku
Agar kau bisa tersenyum kala mata saling beradu
Membuka kata kala terdiam
Dan akhirnya sudi tuk duduk merendah denganku
Wahai Tuan Bersurban disana
Aku memang penghibur
Tapi bukan dengan kulitku
Tapi dengan apa yang ada dibawah kulitku
Dengan ikhlasku sebagai penghibur
Walau terlihat murah karena kau mampu
Namun aku bukan murahan
Aku bukanlah pelacur
Untuk mereka
Untukmu jua wahai Tuan Bersurban disana
Bahkan untuk yang dihati
Sekali lagi aku bukanlah pelacur
0 komentar:
Posting Komentar